Tersenyumlah
Oleh:
Muhammad Farid Abdillah
(CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga)
(CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga)
Semua orang di dunia ini pasti akan
merasakan hadirnya masalah dalam hidupnya. Entah yang dirasakan adalah hadirnya
masalah yang berupa nikmat dalam hidup,
atau hadirnya cobaan dalam hidup. Nikmat disebut sebagai masalah karena seringkali
ketika nikmat datang, efek yang muncul adalah lupa dengan segalanya dan hanya
mementingkan diri sendiri.
Di sisi lain, cobaan atau ujian
dalam hidup dikategorikan sebagai masalah karena perasaan yang satu ini
seringkali membuat diri bersedih. Bahkan tak sadar berlarut dalam kesedihan,
sehingga melupakan bahwa masih ada Tuhan yang senantiasa ada untuk kita.
Ada satu hal yang sering dilupakan ketika
masalah yang hadir berupa cobaan atau ujian kepada diri kita. Yaitu tersenyum.
Mengapa harus tersenyum ? Sedangkan hati sedang merasa sedih dan sakit ? Apa belum
cukup jika penggambaran perasaan yang berlarut itu dengan air mata yang membasahi
pipi ? Nampaknya pertanyaan-pertanyaan itu terlalu naif jika ditanyakan. Maka
penulis merasa harus menyelesaikan tulisan ini guna menjawab pertanyaan itu.
Baiklah kita mulai dengan kehadiran
nikmat. Tersenyum di sini tentu saja berhubungan dengan rasa syukur akan
hadirnya nikmat tersebut. Syukur pastinya tidak cukup hanya dengan mengucap alhamdulillah,
tetapi implikasi lebih jauh, seharusnya, berefek pada meningkatnya ibadah
kepada Sang Pemberi nikmat. Tapi tentu saja sebagaimana yang diungkapkan di
atas, jangan sampai lupa diri dan melupakan bahwa semua itu hanya titipan dari
Tuhan.
Poin kedua adalah yang cukup sulit
dilakukan. Yakni tersenyum ketika sedang ada masalah yang berupa cobaan dan
ujian. Beberapa orang pasti akan beranggapan hal ini sangat sulit dilakukan. Karena
bagaimana mungkin tersenyum, yang biasanya berhubungan dengan hati yang sedang
senang, dilakukan saat hati tertimpa beban ?
Jika melihat secara sekilas, memang
akan sangat sulit mencoba sesuatu yang terlihat bertentangan, dalam hal ini
tersenyum dengan keadaan hati yang sedang bersedih, namun jika hal ini mampu dilakukan
maka tidak terasa berbagai cobaan akan terlewati. Memang sulit jika hanya
angan-angan yang ada dalam diri kita. Tapi bukankah hal ini patut untuk dicoba ?
Simpelnya seperti ini, ketika hati
kita merasa sangat sedih bahkan mata seakan meminta untuk diizinkan mengeluarkan
air mata. Coba ganti dengan sebuah senyuman. Secara tidak langsung maka kita
sedang mensugesti pada diri sendiri untuk melupakan sejenak masalah itu. Dengan
menarik otot-otot bibir kita maka sistem saraf di otak akan terstimulasi untuk
meregang. Maka seketika itu kita akan merasa lebih tenang.
Di saat diri mulai tenang, di situlah
nantinya akan muncul ide - ide aneh yang tak sadar akan menyelesaikan masalah kita.
Karena jika kita berlarut dalam kesedihan bukan ide cemerlang yang muncul, tetapi
hanya perasaan gelisah saja yang ada di permukaan. Jika hal ini mampu diganti
dengan senyuman, dan hati serta diri merasa senang. Maka ide - ide pemecahan
masalah itu akan selalu muncul beriringan.
Dari sini saja, agaknya pertanyaan-pertanyaan
di atas sudah mulai terjawab. Saat hati sedih bahkan sedang dalam keadaan
terburuk sekalipun, bisa diganti dengan sebuah senyuman. Selain menyenangkan
orang yang di depan kita, secara tidak langsung kita telah mensugesti diri agar
melupakan sejenak masalah berupa cobaan, dan mencari ide - ide aneh yang bisa
menyelesaikan masalah itu.
Jadi jangan takut untuk tersenyum di
kala hati sedang bersedih. Bersedih saja tak akan pernah menyelesaikan masalah,
bukan ? Sekian. Dan jangan lupa tersenyum. 😊
0 komentar:
Posting Komentar