Mengenali Diri dalam Organisasi
Lewat Agenda Bernama Follow-Up Kaderisasi
Oleh:
Mohamad Abdul Hanif*
Follow-up
ini merupakan sebuah tindak lanjut dari kaderisasi anggota baru CSSMoRA atau
lebih tepatnya mahasiswa penerima PBSB di UIN Sunan Kalijaga angkatan 2016 yang
telah diselenggarakan beberapa bulan yang lalu di sebuah pantai yang disebut
Pantai Baru. Dalam kaderisasi ini dijelaskan berbagai hal mengenai
ke-CSSMoRA-an UIN Sunan Kalijaga termasuk di dalamnya pengenalan terhadap
beberapa divisi yang ada di dalam kepengurusan CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga
(baca:UIN SUKA) seperti divisi kominfo, PSDM dan lain-lain serta perihal
mengenai aktivitas yang lazimnya ada pada suatu organisasi seperti sidang dan
perancangan AD ART serta lainnya.
Kaderisasi
CSSMoRA ini sebenarnya merupakan kaderisasi perdana yang diadakan oleh CSSMoRA
UIN SUKA. Sebelumnya, yakni pada tahun angkatan 2015 serta tahun-tahun
sebelumnya tidak diadakan acara ini. Namun dengan mempertimbangkan berbagai hal
yang salah satunya adalah karena sebagian PTN dan PTIN lain mitra PBSB sudah
terlebih dahulu mengadakannya, maka akhirnya diadakanlah kaderisasi ini beserta
follow-upnya yang diadakan berkala setiap tiga atau empat bulan sekali
sebanyak tiga kali.
Sebelumnya
telah dilaksanakan follow-up yang pertama di Alun-alun Kidul (Alkid)
dengan materi analisis sosial, lalu beberapa bulan setelahnya diadakan follow-up
yang kedua bertempat di Hutan Pinus Mangunan dengan materi persidangan dan
AD ART. Dan beberapa hari yang lalu diadakan yang terakhir di tempat yang
menurut sebagian anggota CSSMoRA UIN SUKA angkatan 2016 adalah tempat yang
istimewa dan spesial yakni joglo Ponpes LSQ Ar-Rahmah, tempat di mana para
mahasiswa santri PBSB putra mengkaji kitab-kitab kuning baik yang klasik maupun
yang kontemporer, tempat di mana ketenangan untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran
diperoleh.
Follow-up ketiga ini telah diselenggarakan dengan
baik dan lancar pada hari senin tanggal 24 April 2017 tepatnya pada pukul 10:00
WIB di joglo LSQ Ar-Rahmah. Materi kali ini diisi dengan topik mengenai
analisis diri dalam organisasi dilanjutkan setelahnya dengan sosialisasi
mengenai divisi-divisi yang ada dalam kepengurusan CSSMoRA yang disampaikan
oleh perwakilan dari masing-masing divisi. Materi mengenai analisis diri dalam organisasi
disampaikan dengan baik oleh saudara Lukman Hakim (2014) selaku ketua CSSMoRA
UIN SUKA dan dimoderatori oleh saudara Farid Abdillah. Dalam pemaparannya
Lukman Hakim menjelaskan urgensi analisis diri ini, menurutnya dalam suatu
organisasi seorang anggota harus mengetahui arah minat dan passion dirinya
sendiri sehingga dapat menentukan pilihan akan masuk memperdalam pada divisi
yang mana. Beliau menambahkan pula bahwasanya
minat dan passion seseorang tidak dapat dipaksakan, artinya jika
minatnya ada pada divisi A namun dimasukkan secara paksa dalam divis B maka
hasilnya tidak akan maksimal.
Setelah
materi mengenai analisis diri dalam organisasi disampaikan, beranjaklah saatnya
ke sesi pertanyaan. Terdapat beberapa pertanyaan yang menyeruak diajukan oleh
peserta follow-up ini. Salah satu pertanyaan yang patut diinformasikan
adalah mengenai otoritas dalam suatu organisasi. Problem yang diilustrasikan
adalah saat seorang anggota suatu organisasi yang tidak menjabat pangkat apapun
dalam struktur kepengurusan organisasi hanya sebagai anggota, namun dia
menemukan adanya sebuah kejanggalan dan ketidakberesan pada diri ketua atau
kebijakannya misalkan lalu dalam hati dia sebenarnya ingin memperingatkan atau
merubah ketidakberesan tersebut akan tetapi di sisi lain dia tidak punya
otoritas untuk melakukannya. Solusi yang ditawarkan oleh pemateri adalah dengan
menyampaikan keluhan dan unek-unek tersebut kepada ketua tanpa harus ada
kekhawatiran mengenai otoritas yang tidak dimiliki atau jika memang terasa
kurang etis bisa disampaikan kepada orang-orang yang dekat dengan ketua
tersebut.
Setelah
sesi pertanyaan ini selesai, dilanjutkan lagi dengan sosialisasi divisi-divisi
dalam CSSMoRA beserta program kerjanya. Sosialisasi ini dilakukan oleh
perwakilan masing-masing divisi. Sejauh yang penulis ingat terdapat empat
divisi yang telah mensosialisasikan dirinya dan program kerjanya, yaitu: divisi
litbang, kominfo, PSDM dan P3M. Masing-masing divisi telah memaparkan dan
mensosialisasikan program-program kerjanya dengan baik sehingga memunculkan
beberapa pertanyaan dari peserta. Maka dibukalah sesi pertanyaan mengenai
program-program kerja dari setiap divisi. Terdapat satu pertanyaan yang sangat
menarik untuk dibahas, yakni mengenai pelatihan aplikasi-aplikasi penunjang perkuliahan
seperti Maktabah Syamilah dan Mausu’ah Hadis bagi angkatan baru
yang dihapuskan secara permanen dengan alasan adanya mahasiswa yang belum
mempunyai laptop atau notebook. Penanya sangat menyayangkan dihapusnya
program kerja produk divisi litbang ini. Pasalnya program kerja ini sangatlah
bermanfaat bagi mahasiswa dan alasan penghapusannya pun -yaitu adanya beberapa
yang belum punya laptop- dapat dihindari dengan melaksanakannya pada semester
II sehingga seluruh mahasiswa anggota CSSMoRA UIN SUKA angkatan baru sudah
mempunyai laptop semua. Pertanyaan sekaligus masukan ini pun dijawab oleh
perwakilan divisi litbang dengan cukup baik. Alasan dihapusnya program kerja
ini adalah problem yang telah dijelaskan sebelumnya dan alasan kenapa tidak
dilaksanakan pada semester II saja adalah sistematika program kerja yang memang
harus terancang dari awal mandat bukan di tengah.
Sesi
pertanyaan mengenai program kerja divisi selesai pada pukul 12:10 WIB dan sesi
pertanyaan ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara follow-up kaderisasi
CSSMoRA UIN SUKA. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan menu yang
telah disediakan oleh panitia.
Terdapat
satu hal yang masih sangat mengganggu di pikiran penulis. Hal itu adalah
mengenai keterlambatan dimulainya acara ini. Informasi yang dipublikasikan
sebelumnya adalah pukul 8:00 merupakan waktu dimulainya acara ini, namun
realitasnya acara ini delay dan molor dimulai hingga jam menunjukkan
pukul 10:00 WIB. Fenomena ini (baca:jam karet) mungkin sudah melekat namun tak seharusnya
dilestarikan. Maka dibutuhkan tekad bersama untuk menghilangkan kebiasaan buruk
ini sehingga nantinya tidak berakibat fatal bagi setiap individu dan organisasi
secara umum.
*Mahasiswa
aktif prodi Ilmu Hadis Semester II fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
0 komentar:
Posting Komentar