Kemarin (21 /02), UIN Sunan Kalijaga kembali mewisuda para mahasiswanya
yang diselenggarakan di Gedung Multi Purpose (Gedung Prof. Amin Abdullah), UIN
Sunan Kalijaga. Acara yang berlangsung mulai pukul 08.00-12.00 WIB ini,
dihadiri langsung oleh Prof. Yudian Wahyudi, selaku rektor kampus. Acara
berlangsung lancar didukung cuaca yang cerah sepanjang pagi sampai siang hari.
Salah satu yang diwisuda hari itu adalah Khairun Nisa, mahasiswi
Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) angkatan 2014. Gadis
berdarah Banjar ini mendapat penghargaan sebagai Wisudawan Tercepat dan
Terbaik, baik tingkat Prodi maupun Fakultas. Dengan skripsinya yang berjudul
“Varian Makna Wali dan Implikasinya Terhadap Kepemimpinan non-Muslim Perspektif
Tafsir Al-Manar dan Al-Mizan”. Ia menyelesaikan studi S1-nya dengan tempo 3
tahun, 2 bulan, 10 hari. Selain itu, Indeks Prestasi Kumulatif yang hampir
sempurna pun disabet olehnya, yaitu 3,92.
Dr. H. Abdul Mutaqim –selaku ketua prodi IAT— menuturkan, mewakili
pihak prodi ia merasa bangga dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada
para wisudawan pada periode ini, termasuk Nisa. Ia juga berharap, semangat yang
dibawa oleh Nisa dapat menular kepada teman-teman serta adik tingkatnya di
prodi IAT.
Mahasiswi –yang merupakan salah satu penerima Program Beasiswa Santri
Berprestasi (PBSB)— ini mengaku, dirinya memulai mempersiapkan tugas akhirnya
sejak memasuki semester enam. “Februari akhir mulai konsultasi ke DPA, buat
proposal bulan Maret-April, selanjutnya tanggal 15 Mei sidang proposal. Setelah
sidang ngumpulin referensi dan mematangkan outline, terpaksa stop ketika KKN.
Setelah KKN, benar-benar nggarap sampai akhirnya bisa sidang tanggal 14
November 2017 kemarin,” terangnya ketika ditanya proses penggarapan tugas
akhir.
Perjuangannya sampai mendapatkan penghargaan ini tidak semata-mata
karena kebetulan, akan tetapi usaha maksimal yang mampu ia lewati selama
menempuh studinya. Sebagai seorang perantau, ia tercatat sebagai salah satu
mahasiswa sekaligus santri yang aktif dalam berbagai event kepenulisan dan
diskusi ilmiah. Terbukti selama di Yogyakarta, ia berhasil mengumpulkan
beberapa kejuaraan, baik tingkat Perguruan Tinggi, Nasional maupun Internasional.
Ia mengaku, semangat kepenulisannya mulai tumbuh setelah ia berhasil meraih
juara I dalam ajang LKTIQN di UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016.
Anak sulung dari tiga bersaudara tersebut menuturkan, setidaknya ada
dua motivasi besar yang membuatnya mengharuskan lulus dan wisuda di
Periode II T.A. 2017/2018 ini. Pertama, dukungan dan motivasi dari orang
tua. Menurutnya, ia sangat beruntung dengan sikap orang tuanya selama ini,
terlebih dalam hal monitoring proses studinya. “Tentunya dukungan orang tua,
karena setiap minggu beliau tanya perkembanganku. Ini yang ku salut dari
ortuku, tak henti-hentinya tanya.” ujarnya. Kedua, motivasi beasiswa
S2 yang ingin ia kejar. “Seandainya aku bisa wisuda di periode II ini, aku
bisa ikut seleksi. Tapi kalo nggak bisa, artinya kesempatan ikut apply batal,”
lanjutnya.
Sebagai langkah selanjutnya, ia mengaku sudah mengincar sederet
beasiswa S2. “Mau lanjut S2, tapi tentunya cari beasiswa. Nggak mau
ngrepotin orang tua karena aku masih punya dua orang adik,” katanya.
Perihal jodoh, ia mengaku tidak ambil pusing dengan hal tersebut. “Kurasa
umurku bukan untuk main-main lagi. Dan prinsipku, aku nggak bakal mau sama
laki-laki yang menghalangi target-targetku. Banyak modus laki-laki untuk
mendekat, tapi kubawa santai saja. Karena nggak mau mengganggu konsentrasi
studiku. Kalu dekat, ya ada. Tapi nggak untuk main-main,” terangnya
malu-malu namun tegas.
Di lain kesempatan, ia memberikan pesan kepada pembaca untuk berani
mengambil resiko dalam berjuang (menuntut ilmu-red.). Selain itu, management
waktu yang maksimal dan mencatat target-target dalam jangka waktu dekat ataupun
jangka panjang. Yang tak kalah penting, ia berpesan untuk selalu meminta doa
orang tua. (nur)
0 comments:
Post a Comment