Hadiri Halaqah,
Menag Cairkan Dana PBSB Tahun 2018
Rabu
(28/03), Direktorat PD-Pontren dan Dirjen Pendis bekerja sama dengan CSSMoRA
mengadakan Halaqah Santri Nusantara bersama Lukman Hakim Saifudin, Menag RI.
Dengan tema Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan, acara berlangsung pukul 09.30-12.30
WIB.
Sebanyak
525 tamu undangan dan puluhan tamu umum hadir menyemarakkan acara tesebut. Turut
hadir pula Dirjen Pendis, Kamaruddin Amin dan rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian
Wahyudi. Selain itu, para rektor universitas mitra PBSB hadir menyambut
kedatangan Menag RI. Terlepas dari itu, civitas akademika UIN Sunan Kalijaga
mengikuti langkah rektor memenuhi gedung Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga.
Dalam
perbincangannya, Yudian mengatakan, UIN sedang berusaha mewujudkan salah satu
upaya menuju mahasiswa berkarakter moderat. ”Kami sedang mengupayakan adanya ma’had
jami’ah (pesantren universitas-red.) sebagai upaya kontrol mahasiswa agar
tetap maksimal wawasan kebangsaannya,” ujarnya.
Senada
dengannya, Kamarudin Amin mengungkapkan bahwa santri di era sekarang mempunyai
tantangan baru. “Di era millenial seperti sekarang, santri dituntut untuk
kreatif, terutama menghadapi revolusi industri,” ungkapnya di tengah-tengah
hadirin. Menurutnya, adanya Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)
merupakan salah satu ikhtiyar untuk mengatasi hal tersebut. Ditambah dengan
prediksi yang dilansir Kompas.com, pada tahu 2045 Indonesia termasuk lima
negara adidaya di dunia. Ia menegaskan, salah satu syarat hal itu terwujud
adalah dengan lahirnya pemuda-pemuda kreatif, termasuk dari golongan santri.
Berbeda
dengan mereka, Lukman Hakim mengantarkan hadirin (santri-red.) pada film Dilan
dan Milea. Berbagai jawaban dilontarkan ketika pertanyaan tersebut muncul dari
Menag. Riuh memenuhi gedung lantai satu Multi Purpose, disertai tepuk tangan
dan sorak sorai. “Jadi santri itu yo nggak boleh kudet. Harus berpikir
reflektif dan berani menjadi pakubumi Nusantara,” tegasnya. Ia berharap, santri
dapat mengambil posisi terdepan di garda bangsa Indonesia.
“Ada
dua hal untuk menyikapi hidup; bersyukur dan bersabar. Mensyukuri menjadi
bagian dari bangsa Indonesia dan bersabar dalam kemajemukannya. Dan itu semua,
santri punya,” ujar alumni Pondok Pesantren Gontor tersebut.
Menutup
acara, Lukman Hakim didampingi Dirjen Pendis dan rektor UIN Sunan Kalijaga
menyerahkan beasiswa PBSB tahun 2018 secara simbolis. Enam mahasiswa PBSB yang
terdiri dari dua mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, dua mahasiswa UGM, satu
mahasiswa UPI dan satu mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati menerima satu persatu
beasiswa secara simbolis. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2018
menjadi tonggak pencariran dana PBSB secara normal tanpa tersendat.
Terselenggara
pula Deklarasi Ngayogyakarta dari Santri untuk Negeri, oleh civitas akademika
UIN Sunan Kalijaga di penghujung acara. Hal ini dimaksudkan untuk menolak hoax
yang semakin beredar di berbagai media. (nur)
0 komentar:
Posting Komentar