Miniatur
Yogyakarta, seperti itu kiranya yang terlintas di benak Nanda Ahmad Basuki
mahasiswa PBSB UIN Sunan Kalijaga ketika menetap bersama masyarakat Atambua.
Potret masyarakat Desa Leuntolu yang menjunjung tinggi adat istiadat kental
dijumpai di sana. Penduduk desa yang terdiri dari 559 kepala keluarga, Islam
menjadi komposisi agama minoritas dibanding Katholik dan agama lainnya. Untuk
sampai ke pemukiman muslim, mereka harus mencapai 10 km dari posko.
Seperti beberapa daerah pedalaman Indonesia lainnya,
kondisi pendidikan di Atambua sangat rendah. Bukti yang mengindikasikan kondisi
tersebut terlihat dari minimnya lembaga pendidikan yang berdiri di daerah
tersebut. Di dusun tersebut hanya dapat dijumpai 3 instansi tingkat
kanak-kanak, 1 instansi Sekolah Dasar. Sedangkan Sekolah Menengah Pertama dan
Atas belum berdiri di daerah tersebut. Bahkan rumah ibadah yang menjadi tempat
peribadatan masyarakat juga tidak tampak di daerah tersebut. Hanya terdapat
sebuah bangunan yang berlokasi di kecamatan yang berfungsi sebagai musholla
meski belum diresmikan sebagai musholla.
Menilik
kondisi realitas masyarakat Dusun Suka Bitetek di Atambua, menjadi potensi bagi
mahasiswa untuk melakukan pengabdian yang terfokus pada kerukunan beragama dan
pendiikan. Hal itulah yang menjadi latar belakang pemilihan lokasi Atambua
sebagai tempat KKN tematik riset Aksi Kebangsaan pada 19 Juli hingga 25 Agustus
yang merupakan kerjasama Universitas Islam Negeri dengan Kemenag Pusat. Nanda
bersama 9 delegasi dari UIN Sunan Kalijaga salah satu diantara 6 PTN lainnya di
Indonesia melakukan pengabdian di daerah
tersebut.
Kondisi
Atambua yang perlu mendapat perhatian terlebih di bidang pendidikan,
menjadi pilihan untuk pemerataan
pendidikan sebagaimana yang tetuang dalam Nawacita, sebagai bentuk impelementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi yakni pengajaran, pengabdian dan penelitian. Pemberangkatan
Nanda bersama tim KKN ke Atambua dari
Lembaga Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan merupakan salah satu bentuk penguatan peran Kementrian Agama.(mas)
Sumber:
wawancara mahasiwa PBSB UIN Sunan Kalijaga
0 komentar:
Posting Komentar