Dalam
rangka mengembangkan bakat anggota penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi
(PBSB) dalam bidang sastra, pada tanggal 10 Maret 2019 CSSMoRA UIN Sunan
Kalijaga mengadakan acara Launching Antologi Cerpen dan Bincang Sastra. “Acara
ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para penggelut dunia sastra”, ujar Bahruddin
Syafi’i, ketua panitia. Sejalan dengan visi misi CSSMoRA periode ini yang lebih
menekankan pada internalisasi, kegiatan ini merupakan salah satu dari sekian
banyak program kerja yang sasarannya adalah anggotanya sendiri.
Bertempat
di Gedung Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, acara ini dihadiri oleh seorang
pembicara dan 2 pembedah. Acara tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB dan
diawali dengan sesi bedah buku antologi cerpen yang berjudul “Di Gerbang Kota
Terakhir”. Membuka pembicaraannya, pembedah mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan isi buku tersebut. “Kenapa setiap cerpen tentang perkotaan
selalu menceritakan sebuah keterasingan? Kenapa dalam cerita sedih selalu ada
tragedi kematian?”
Setidaknya
pertanyaan tersebut telah menggambarkan sebagian isi buku yang sedang dibedah. Eko
Triono dan Muhammad Aswar sebagai pembedah mengatakan bahwa penulisan yang
menggambarkan kesedihan dengan kematian dan seterusnya, itu merupakan tipe
penulis pemula. “Dalam menggambarkan kematian tidak hanya kematian saja yang
bisa digunakan”, lanjut Eko Triono. Ia juga mengatakan bahwa sastra tidak bisa
dijadikan rujukan dalam karya tulis ilmiah, namun bukan berarti karya sastra
itu sesuatu yang salah. Perbedaanya hanya pada sudut pandang yang digunakan. Kalau
karya tulis ilmiah lebih pada pandangan objektif, sementara karya sastra lebih
ke pandangan subjektif.
Selanjutnya
pada sesi kedua, saat meperbincangkan sastra lebih luas lagi, Aguk Irawan
(pembicara) mengatakan, “Menulis itu bisa berawal dari mana saja. Urusan
kesulitan dalam pengungkapan, itu hanya bisa diatasi dengan membaca. Karena ide
itu muncul bukan hanya dari membaca, justru dari pengalaman dan kegiatan
sehari-hari. Namun ketika perbendaharaan kata sedikit, maka mau tidak mau
satu-satunya cara adalah dengan banyak membaca”.
Para
pembicara juga menyatakan bahwa mereka mengapresiasi acara launching antologi
cerpen ini karena posisinya yang berada di dunia akademisi dan budaya
kepenulisan formal, berbeda dengan budaya sastra yang cenderung lebih bebas. Menurutnya
hal seperti inilah yang harus dikembangkan, karena tidak semua orang merasa
sesuai dengan budaya akdemisi. “Kegiatan ini sangat bagus. Namun untuk ke depannya
mungkin bisa lebih diperluas jaringan integrasinya. Misalnya kalian (CSSMoRA
UIN Sunan Kalijaga) kan Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta Ilmu Hadits. Mungkin
ke depannya bisa diintegrasikan ke situ”, tutur Eko Triono.
Acara
Launching Antologi Cerpen ini baru pertama kalinya diselenggarakan oleh CSSMoRA
UIN Sunan Kalijaga. Sebelumnya, terdapat Lomba Cerpen Santri Nasional (LCSN) yang
kemudian diganti dengan pembuatan antologi cerpen yang kontributornya diambil
dari anggota CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga sendiri, baik yang statusnya masih
aktif maupun sudah alumni. Dengan mempertimbangkan visi misi kepengurusan
periode sekarang yang lebih menekankan aspek internal, maka dirubahlah program kerja
tersebut.
Selama
kurang lebih 3 jam setengah, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan berakhir
pada pukul 12.30 WIB. Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian
hadiah kepada 3 kontributor terbaik antologi cerpen serta juara Lomba Karya Tulis
Ilmiah Al-Qur’an (LKTIA) yang acaranya telah diselenggarakan sehari sebelum
acara launching antologi ini digelar.(AHD)
0 komentar:
Posting Komentar