Surat
untuk Manusia Julid
Oleh : Kecombrang Laut*
Teruntuk
kamu yang sering Gosip
Atau ngomongin
orang di belakang
(apalagi di depan)
Kalau
kata agama sih disebut ghibah
Juga
yang suka bercanda dengan cara ngatain
Ini
bukan surat untuk menghakimi kalian
Bukan,
jangan berprasangka buruk dulu
Surat
ini hanya sebuah cerita
Tentang
jeritan dalam diam
Suara
bisu yang tak pernah kalian lihat
Kalian
punya hak untuk tidak membacanya
Sering
kali manusia tak sadar
Iya
manusia, bisa aku, kamu, dia, mereka, siapa saja
Dalam
larut obrolan nyeletuk “eh tau ga”
Selanjutnya,
ah kalian lebih tahu
Entah
menceritakan keburukan seseorang
Entah Iri dengan segala kepunyaan manusia lain
Saat itu
manusia menjelma sang mahatahu
Bersabda
sesukanya tanpa mengetahui fakta
Mungkin
menurut kalian itu wajar
Kemudian
kala bersua dengan sang korban
Dengan
ringannya kalian meluapkannya dengan
“bercanda”
Hahaha
ringan sekali bukan?
Atau
bahkan sang korban tahu lewat orang ketiga?
Sakitnya
lebih perih dari digigit semut merah!
Kalian tahu,
terkadang
dibalik senyum manis
Terdapat
hati yang terisis
Ah,
sudah basi kata-kataku
Ternyata
kata memang memiliki kadaluarsa
Tapi
tidak untuk manusia tertindas
Manusia
yang sering “dibercandain” hatinya
Tampak
baik-baik saja diluar
Dalamnya
becek, penuh linang
Hanya
karena kata-kata candaanmu
Bukannya
ditolak “pas lagi sayang-sayange”
Jadi aku
tuliskan sebuah surat
Untuk
manusia julid (iri) sepertimu
Sekali
lagi bukan untuk menghakimi
Aku tak
akan bedoa untuk menyelakaimu
Aku tak
akan mengadu pada malaikat, apalagi polisi
Tidak,
aku hanya ingin bercerita
Tentang
tangis dalam kisah manis
Tentang
duka yang dibalut rasa suka
Manusia
bisa rapuh hanya dengan kata
Bahkan
dapat menimbulkan trauma
Ah, aku
terlalu banyak bicara
Bahkan
tak satupun kalian dengar bukan?
*penghuni sanggar seni rebung
0 komentar:
Posting Komentar