Disadari
ataupun tidak, pandemi Covid-19 telah membawa pengaruh besar bagi semua
orang, termasuk dalam pendidikan karakter. Tidak seharusnya kita menyalahi
keadaan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, akan tetapi berpikir bagaimana kita
harus mampu menjalani bahtera kehidupan yang terus berjalan. Begitulah kita
menyebutnya bijak dalam mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Tidak bisa
dipungkiri pula, selama pandemi kita banyak menghabiskan waktu bersama keluarga
di rumah dan lebih banyak bercerita atau mendengar kisah tentang kehidupan yang
dijadikan sebagai pelajaran. Iya, memanfaatkan waktu “stay at home” untuk membina karakter sebagai seorang perempuan adalah cara untuk mengambil hikmahnya. Perempuan adalah madrasatul ula
bagi anaknya kelak. Maka dari itu, inilah kesempatan bagi seorang perempuan
untuk membekali diri sebelum dipinang nanti. Mulai dari bangun
pagi, memasak, serta membersihkan rumah adalah hal yang lumrah bahkan menjadi
kewajiban bagi seorang perempuan.
Tidak sedikit unggahan di media sosial yang
menunjukkan bahwa dirinya mampu mengerjakan semua hal yang biasa dilakukan
perempuan pada umumnya, unggahan tersebut biasanya juga didukung dengan caption ‘‘calon mantu idaman’’. Tak
heran jika masa pandemi ini dijadikan sebagai proses pelatihan mereka untuk
menjadi seorang istri dan ibu yang baik.
Mempelajari
kehidupan rumah tangga dari orang tua, bagaimana kesabaran diuji ketika berada
di rumah setiap hari, memahami sifat satu sama lain, menurunkan sikap ego dan tentunya proses
pendewasaan lain sebelum nantinya akan tinggal bersama
suami atau di rumah mertua. Sebelum menikah bakti anak adalah kepada orang tua,
setelah menikah maka bakti anak perempuan adalah kepada suaminya.
“Diperlihatkan
kepadaku tentang neraka, ternyata penghuninya yang palin banyak adalah kaum
wanita, disebabkan mereka kufur, kemudian Rasulullah saw. ditanya: Apakah
karena mereka kufur terhadap Allah? Beliau menjawab: Mereka kufur terhadap
suami mereka, mereka kufur terhadap kebaikan (suami mereka), walaupun engkau
(sang suami) berbuat baik kepadanya selama hidupnya, lalu ia melihat dirimu
melakukan satu kesalahan saja maka ia berkata; saya tidak pernah melihat
kebaikanmu”. (H.R Bukhari dan Muslim)
Dari hadis di
atas dapat disimpulkan bahwa diwajibkan bagi seorang istri untuk mentaati dan
memuliakan sang suami, berkhidmat kepadanya dengan penuh keikhlasan, dan tidak
berbicara kasar atau durhaka kepadanya. Mari persiapkan diri untuk meraih ridha
ilahi.
Penulis, Septiana Melala Gayo mahasiswi semester 3 Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
👍
BalasHapusTerus berkarya memberikan ilmu kepada orang banyak