Kehidupan
bahagia serta menjadi pribadi yang baik merupakan impian setiap manusia. Mereka
berlomba-lomba untuk mendapatkan kehidupan yang dimimpikannya layaknya ajang
kompetisi pencarian bakat. Namun, Pada saat berusaha melakukan yang terbaik,
seringkali mereka melirik dan membanding-bandingkan pencapaiannya dengan orang
lain. Hal tersebut kerap memicu adanya rasa minder (tidak percaya diri),
sehingga menganggap bahwa dirinya lemah dan tidak berguna.
Situasi
tersebut akan menimbulkan perasaan Insecure pada diri seseorang. Belakangan
ini, kata “Insecure” kerap kali terlontar dari mulut setiap orang. Kata
tersebut mulai merajalela di berbagai kalangan, terutama kalangan remaja.
Mereka selalu menanyakan pada dirinya sendiri “apa sih kemampuan yang saya miliki?”. Mereka beranggapan bahwa
dirinya tidak memiliki kualitas diri dan ragu untuk mengambil kesempatan yang
ada di depan mata.
Memang,
rasa Insecure seringkali dikatakan sebagai sifat manusiawi, dimana
seseorang wajar mengalaminya. Di sisi lain akan berdampak buruk bila hal
tersebut kerapkali terjadi pada diri seseorang. Sebab semua perkara yang
dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan hal yang buruk. Terkadang Insecure
pada orang lain diperbolehkan, dengan tujuan untuk muhasabah terhadap
diri sendiri. Mungkin dalam situasi tersebut dapat membuat seseorang
termotivasi dan menghidupkan kembali rasa semangat. Tetapi, alangkah baiknya
jika perasaan insecure terhadap orang lain dimusnahkan. Karena khawatir
memicu adanya keterpurukan, depresi, atau hal-hal negatif lainnya.
Semua
orang sadar bahwa setiap Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Namun, mengapa kita sering melihat kelebihan seseorang tanpa
melihat kekurangannya?. Dan mengapa hal tersebut justru berbalik arah terhadap
diri kita?. kerapkali kita melihat kekurangan diri sendiri, bahkan kelebihan
pun tidak terdeteksi, why?. Karena
seringkali orang lain hanya memperlihatkan kelebihan yang mereka miliki, dan
cenderung menyembunyikan kekurangannya. Itulah akibatnya, kelebihan mereka
lebih sering ter-ekspos dibandingkan kekurangannya. Padahal mereka juga pasti
memiliki kekurangan yang mungkin sebanding dengan kelebihannya. Hanya saja
Tuhan sedang menutupi kekurangan mereka. Berbeda dengan kita, yang kerapkali
mengurung diri dengan rasa tidak percaya diri. Sehingga merasa bahwa dunia
tidak adil.
Jika
dilihat dari ungkapan di atas, nyata adanya bahwa kita semua memiliki
kelebihan, namun kita seringkali tidak sadar akan kelebihan yang kita miliki.
Hal tersebut terjadi karena adanya “Negativity bias”, di mana seseorang
kerap kali mengingat pengalaman atau informasi yang bersifat negatif. Negativity
bias ini merupakan sifat bawaan dari orang-orang terdahulu atau dikenal
sebagai nenek moyang. Pada zaman dahulu, pengalaman negatif lebih penting untuk
diingat dibandingkan pengalaman positif. Sifat tersebut masih menempel pada
manusia dewasa ini. Itulah sebabnya kita seringkali beranggapan bahwa kelebihan
pada diri kita tidak ada. Padahal kita juga pasti mempunyai pengalaman positif
yang dianggap sebagai kelebihan tersendiri. Akan tetapi sulit untuk mengingatnya.
Negativity
bias juga tidak baik bagi kesehatan mental.
Semakin kita sering mengalaminya, maka semakin rendah pula self-esteem
yang kita miliki, sehingga memicu adanya rasa stres. Selain itu, sseorang yang
kerapkali mengalami Negativity bias, secara tidak langsung mereka
membangun rasa insecure yang sangat besar. (https://youtu.be/VBSb63bJGXo)
Perlu
kita sadari bahwa beberapa hal yang kita miliki, seperti halnya mampu
bekerjasama, jujur terhadap orang sekitar, tidak mudah menyerah, mudah
beradaptasi, setia terhadap teman, dll, kerapkali dianggap sebagai hal yang
sepele. Padahal hal tersebut merupakan tindakan positif yang tidak dimiliki
semua orang. Perilaku yang baik juga merupakan passion tersendiri. Tak
perlu minder terhadap teman sekelas, rekan kerja, pengusaha, dan orang-orang di
sekitar kita yang dirasa mempunyai kualitas lebih baik dibangding kita. Semua
orang bisa menjadi yang terbaik versi dirinya sendiri. Tuhan maha adil,
percayalah bahwa semua yang diberikan kepada kita adalah nikmat tiada duanya.
So, buat apa insecure terhadap
orang lain?, padahal belum tentu orang tersebut memiliki passion yang
ada dalam diri kita. Terkadang ada satu orang yang membuat kita merasa insecure,
tetapi percayalah bahwa ada puluhan orang yang menginginkan untuk menjadi kita.
Penulis: Ulfatun
0 komentar:
Posting Komentar